Saat malam datang membentangkan jubah hitamnya , Kota Kufah kembali diterangi sinar rembulan.Angin sejuk dari utara semilir mengalir .
Afirah terpekur di kamarnya . Matanya berkaca - kaca . Hatinya basah.Pikirannya bingung. Apa yang menimpa dirinya. Sejak kejadian dirinya tadi pagi di kebun korma hatinya terasa gundah . Wajah bersih zahid bagai tak hilang dari pelupuk matanya . Pandangan matanya yang teduh menunduk membuat hatinya sedemikian terpikat . Pembicaraan orang - orang tentang kesalehan seorang pemuda di tengah kota bernama zahid semakin membuat hatinya tertawan . Tadi pagi ia menatap wajahnya dan mendengarkan tutur suaranya. Ia juga menyaksikan wibawanya . Tiba- tiba air matanya mengalir deras. Hatinya merasakan aliran kesejukan dan kegembiraan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Dalam hati ia berkata ,
" Inikah cinta ? beginikah rasanya ? terasa hangat mengaliri syaraf . Juga terasa sejuk di dalam hati. Ya rabbi! tidak aku mungkiri , aku jatuh hati pada hambamu yang bernama zahid . Dan inilah untuk pertama kalinya aku terpesona pada seorang pemuda .Untuk pertama kalinya aku jatuh cinta . Ya Rabbi, izinkanlah aku mencintainya "
Air matanya terus mengalir membasahi pipinya . Ia teringat sapu tangan yang ia berikan pada zahid . Tiba - tiba ia tersenyum ,
" Ah , sapu tanganku ada padanya . Ia pasti juga mencintaiku . Suatu hari ia akan datang kemari ."
Hatinya berbunga - bunga . Wajah yang tampan bercahaya dan bermata teduh itu hadir di pelupuk matanya .
Sementara itu , di dalam masjid Kufah tampak zahid yang sedang menangis di sebelah kanan mimbar . Ia menangisis hilangnya kekhusyukan hatinya dalam shalat. Ia tidak tahu harus berbuat apa.Sejak ia bertemu dengan Afirahdi kebun korma tadi pagi ia tidak bisa mengendalikan gelora hatinya . Aura kecantikan Afirah bercokol dan mengakar sedemikian kuat dalam relung-relung hatinya . Aura itu selalu melintas dalam solat , baca Al-Quran dan dalam apa saja yang ia lakukan .Ia telah berulang kali cuba menepis jauh - jauh aura pesona Afirah dengan melakukan shalat sekhusyuk khusyuknya namun usaha itu sia - sia .
" Ilahi, kasihanilah hambamu yang lemah ini. Engkau mahatahu atas apa yang menimpa diriku. Aku tak ingin kehilangan cinta mu . Namun engkau juga tahu, hatiku ini tak mampu mengusir pesona kecantikan seorang makhluk yang engkau ciptakan. Saat ini hamba sangat lemah berhadapan dengan daya tarik wajah dan suaranya ilahi , berilah padaku cawan kesejukan untuk meletakkan embun-embun cinta yang menetes-menetes dalam dinding hatiku ini. Ilahi, tuntunlah langkahku pada aris takdir yang paling engkau ridhai .Aku serahkan hidup matiku untuk Mu " Isak zahid mengharu biru pada Tuhan Sang Pencipta hati, cinta , dan segala keindahan semesta .
Zahid terus meratap dan mengiba . Hatinya yang dipenuhi gelora cinta terus ia paksa untuk menepis noda-noda nafsu. Anehnya , semakin ia meratap embun-embun cinta itu semakin deras mengalir. Rasa cintanya pada tuhan . Rasa takut akan azabnya. Rasa cinta dan rindunya pada Afirah . Dan rasa tidak ingin kehilangannya . Semua bercampur dan mengalir sedemikian hebat dalam relung hatinya . Dalam puncak munajatnya , ia pingsan .
Menjelang subuh , ia terbangun. Ia tersentak kaget . Ia belum shalat tahajjud . Beberapa orang tampak sedang asyik beribadah bercengkerama dengan tuhannya. ia menangis , ia menyesal . Biasanya ia sudah membaca dua juz dalam shalatnya.
" Ilahi , jangan kau gantikan bidadariku di syurga dengan bidadari dunia . Ilahi , hamba lemah maka berilah kekuatan !"
Ia lalu bangkit , wudhu dan shalat tahajjud . Di dalam sujudnya ia berdoa ,
" Ilahi hamba mohon ridhamu dan syurga . Amin . Ilahi lindungi hambamu dari murkamu dan neraka . Amin. Ilahi, jika boleh hamba titipkan rasa cinta hamba pada Afirah padamu , hamba terlau lemah untuk menanggungnya . Amin. Ilahi , hamba mohon ampunan mu, rahmatmu , cintamu , dan ridhamu . Amin. "
Thursday, May 17, 2007
.... Sambungan ( 3 ) ....
Posted by Fathiah at 1:09 PM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment