Keesokan harinya .
Usai shalat dhuha , zahid meninggalkan masjid menuju ke pinggir kota . Ia hendak menjenguk saudaranya yang sakit . Ia berjalan dengan hati terus berdzikir membaca ayat - ayat suci al - Quran . Ia sempatkan ke pasar sebentar untuk membeli anggur dan apel buat saudaranya yang sakit .
Zahid berjalan melewati kebun Korma yang luas . Saudaranya pernah bercerita bahawa kebun itu milik saudagar kaya , Abu Afirah . Ia terus melangkah menapaki jalan yang membelah kebun korma itu . Tiba - tiba dari kejauhan ia melihat titik hitam . Ia terus berjalan dan ttik hitam itu semakin mendekat . Matanya lalu menangkap di kejauhan sana perlahan bayangan itu menjadi seorang sedang menunggang kuda , lalu sayup-sayup telinganya menangkap suara ,
" tolooong!! toloong !! "
Suara itu datang dari arah penunggang kuda yang ada jauh di depannya . Ia menghentikan langkahnya . Penunggang kuda itu semakin jelas .
" toloong !! tolong!! "
Suara itu semakin jelas terdengar . Suara seorang perempuan . Dan matanya dengan jelas bisa menangkap penunggang kuda itu adalah seorang perempuan . Kuda itu berlari kencang .
" Toloong !! toloong hentikan kudaku ini ! Ia tidak bisa dikendalikan !"
Mendengar itu Zahid tegang . Apa yang harus ia perbuat . Sementara kuda itu semakin dekat dan tinggal beberapa belas meter di depannya . Cepat-cepat is menenangkan diri dan membaca shalawat . Ia berdiri tegap di tengah jalan . Tatkala kuda itu sudah sangat dekat ia mengangkat tangan kanannya dan berkata keras ,
" Hai kuda makhluk Allah , berhentikanlah dengan izin Allah !"
Bagai pasukan mendengar perintah panglimanya , kuda itu meringkik dan berhenti seketika .Perempuan yang ada di punggungnya terpelanting jatuh . Perempuan itu mengaduh . Zahid mendekati perempuan itu dan menyapanya .
" Assalamu'alaiki , kau tidak apa - apa ?"
Perempuan itu mengaduh . Mukanya tertutup cadar hitam . Dua matanya yang bening menatap Zahid . Dengan sedikit merintih ia menjawab pelan,
" Alhamdulillah tidak apa - apa ,hanya saja tangan kananku sakit sekali . Mungkin terkilir saat jatuh "
" Syukurlah kalau begitu "
Dua amata bening di balik cadar itu terus memandang wajah tampan Zahid . Menyadari hal itu , Zahid menundukkan pandangannya ke tanah . Perempuan itu perlahan bangkit. Tanpa sepengetahuan Zahid , ia membuka cadarnya . Dan tampaklah eajh cantik nan mempesona
" Tuan , saya ucapkan terima kasih . Kalau boleh tahu siapa nama Tuan , dari mana dan mau ke mana Tuan ?"
Zahid mengangkat mukanya . Tak ayal matanya menatap wajah putih bersih mempesona . Hanya bergetar hebat . Saraf dan ototnya terasa dingin semua. Inilah untuk pertama kalinya ia menatap wajah gadis jelita dari jarak yang sangat dekat . Sesaat lamanya keduanya beradu pandang.Sang gadis terpesona dengan ketampanan Zahid , sementara gemuruh hati zahid tak kalah hebatnya . Gadis itu tersenyum dengan pipi merah merona . Zahid tersadar , ia cepat-cepat menundukkan kepalanya . " Innalillah ""Astaghfirullah ", gemuruh hatinya .
"Namaku Zahid , aku dari masjid mau mengunjungi saudaraku yang sakit"
"Jadi kaukah zahid yang dibicarakan orang itu? yang hidupnya cuma di dalam masjid ?"
" Tak taulah, itu mungkin zahid yang lain " kata Zahid sambil membalikkan badan . Ia lalu melangkah .
" Tunggu dulu Tuan Zahid ! Kenapa tergesa- gesa ? Kau mau kemana ? Perbincangan kita belum selesai !"
" Aku mau melanjutkan perjalananku !"
Tiba - tiba gadis itu berlari dan berdiri di hadapan Zahid . Terang saja Zahid gelagapan . Hatinya bergetar hebat menatap aura kecantikan gadis yang ada di depannya . Seumur hidup ia belum pernah menghadapi situasi seperti ini .
" Tuan , aku hanya mau bilang , namaku Afirah . Kebun ini milik ayahku . Dan rumahku ada di sebelah selatan kebun ini . Jika kau mau silakan datang ke rumahku . Ayah pasti akan senang dengan kehadiranmu . Dan sebgai ucapan terima kasih aku mau menghadiahkan ini ."
Gadis itu lalu mengulurkan tangannya memberi sapu tangan hijau muda .
" tidak usah "
"terimalah , tidak apa -apa , ! Kalau tidak tuan terima , aku tidak akan memberi jalan !"
Terpaksa zahid menerima saputangan itu . Gadis itu lalu minggir sambil menutup kembali mukanya dengan cadar . Zahid melangkahkan kedua kakinya melanjutkan perjalanan..... ( bersambung )
Papan Tanda Surau
6 days ago
0 comments:
Post a Comment