Kali terakhir aku ke syubra merupakan hari aku khatamkan qiraat hafs pertengahan july yang lalu . Hampir lima bulan aku tidak menziarahi tempat yang memang dekat di hati semenjak pertama kali menjejakkan kaki ke mesir .
Sekali lagi , perjalanan ke syubra membuka mata dan minda yang telah lama dibiarkan terperuk dalam empat penjuru dinding rumah . Terasa perjalanan kali ini cukup bermakna . Satu perjalanan khas untuk bertemu dengan syeikh yang telah banyak menyentuh hati ku .
" Entum tadrusu el-qiraat ?? " " Hafiztil quran ?? " " kam juzu' tahfadzin?? " " Ma'a men tadrusin? " . Ini merupakan soalan - soalan biasa yang ditanyakan oleh pemandu2 taxi dan orang sekeliling yang kadangkala heran dan terpegun bila kami katakan kami sering ke syubra . ( sebab rabaah tu kira jauh la jugak ) Syubra memang terkenal dengan pelajar wafidin/wafidat yang belajar Al-Quran . Di situlah terletaknya ma'ahad al-quran wal qiraat . Bila tiba-tiba disapa begitu sekali sekala , aku sering tersenyum sendiri ." Wah .. budak qiraat lagik . Hafalan pun tak khatam lagik " . Takpelah ... Allahumma Ameen mudah - mudah an akan tiba juga satu hari nanti waktu khataman hafalan tuh ^_^" .
Syari' dansyawaya membuat aku khayal seketika dengan kejadian yang pernah terjadi di situ suatu ketika dahulu . Teringat bait2 syi'ir pertama yang kami hafal di sekolah ... " Marartu bi danshawaya fahaajani ... " Suatu kisah yang pada aku sangat-sangat sedih untuk diceritakan . Aku hanya mampu menarik lafas lega , melihat keadaan syubra sekarang ini , dengan apa yang satu ketika dahulu pernah aku bayangkan sewaktu menangis mendengar cerita ust tentang sejarah syari' tersebut .
" tok tok tok " .. Ketukan pintu agak pelan kedengaran kerana ketebalan sarung tanganku . " Ish syeikh ada ke tak ni ? ni kalau dah ketok tiga kali dah kasi salam pun tak bukak jugak , kena balik ni idah " . " Takpe2 kita tunggu kejap " . Pintu pun terbuka akhirnya . Kehadiran kami disambut dengan senyuman syeikh dan mama . Gelagat hanaa juga cukup menceriakan suasana . Sewaktu kami sedang enak menjamu baqsumat yang dicecah dengan shay billaban yang dibuat oleh mama ( sgt3 sedap ) , kami pun meminta wasiat dari beliau .
Mengalir airmata sewaktu kalimah2 nush dan wa'dz keluar dari bibir syeikh . Kami semua tertunduk bisu. " Ittaqillah , ...
Bersambung...
Friday, December 26, 2008
....Episod 124..... - Kerana Syubra -
Posted by Fathiah at 8:43 PM
Labels: Merindukan seorang murabbi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment